ipbprinting - Memajukan UKM Indonesia

Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba

Bagikan:
  • Pustaka Obor Indonesia

Penulis

Rating

Harga

Bungaran Antonius Simanjuntak

5.0

Rp. 110.000

Upload Desain

Deskripsi

Lembaga agama dan kepercayaan merupakan lembaga peredam konflik. Pada zaman pra-Kristen, bius merupakan organisasi keagamaan yang amat efektif meredam konflik. Ketika bius menyelenggarakan upacara tahun baru yang dinamakan mangase taon, maka semua konflik harus dilupakan. Ritus tersebut menciptakan rekonsiliasi. Setelah memeluk agama Kristen, akibat persaingan dan perebutan kekuasaan di dalam organisasi gereja, justru agama itu menjadi sumber konflik serta melumpuhkan perannya sebagai peredam. Memang ada beberapa ritus agama Kristen yang dapat dipakai sebagai lembaga peredam misalnya Natal, Paskah maupun perjamuan kudus (marulaon na badia) namun hanya temporer dan kurang efektif. Bahkan kalah efektif bila dibandingkan dengan ritus mangase taon pada organisasi kepercayaan bius pada zaman pra-Kristen. Kegagalan institusi tradisional maupun agama sebagai lembaga pencegah atau pengambil solusi penyelesaian konflik disebabkan tiga faktor. Pertama institusi tersebut tidak mempunyai sanksi (terutama fisik) yang kuat sehingga dapat memaksa untuk melakukan dan mematuhi perdamaian. Kedua kemajuan pendidikan menimbulkan kesadaran terhadap peranan peradilan negeri sebagai lembaga penyelesaian konflik terpercaya. Ketiga semakin merosotnya nilai sosial religius pemimpin gereja akibat ulah pemimpin itu sendiri, sehingga kepercayaan umat berkurang drastis terutama belakangan ini. Buku ini hadir sebagai referensi atas konflik-konflik yang terjadi dalam struktur masyarakat Batak Toba. Buku ini menjadi penting bagi studi konflik sosial religius untuk siapa saja.

img-

Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba

  • Pustaka Obor Indonesia
  • Rp. 110.000
Bagikan:

Deskripsi

Lembaga agama dan kepercayaan merupakan lembaga peredam konflik. Pada zaman pra-Kristen, bius merupakan organisasi keagamaan yang amat efektif meredam konflik. Ketika bius menyelenggarakan upacara tahun baru yang dinamakan mangase taon, maka semua konflik harus dilupakan. Ritus tersebut menciptakan rekonsiliasi. Setelah memeluk agama Kristen, akibat persaingan dan perebutan kekuasaan di dalam organisasi gereja, justru agama itu menjadi sumber konflik serta melumpuhkan perannya sebagai peredam. Memang ada beberapa ritus agama Kristen yang dapat dipakai sebagai lembaga peredam misalnya Natal, Paskah maupun perjamuan kudus (marulaon na badia) namun hanya temporer dan kurang efektif. Bahkan kalah efektif bila dibandingkan dengan ritus mangase taon pada organisasi kepercayaan bius pada zaman pra-Kristen. Kegagalan institusi tradisional maupun agama sebagai lembaga pencegah atau pengambil solusi penyelesaian konflik disebabkan tiga faktor. Pertama institusi tersebut tidak mempunyai sanksi (terutama fisik) yang kuat sehingga dapat memaksa untuk melakukan dan mematuhi perdamaian. Kedua kemajuan pendidikan menimbulkan kesadaran terhadap peranan peradilan negeri sebagai lembaga penyelesaian konflik terpercaya. Ketiga semakin merosotnya nilai sosial religius pemimpin gereja akibat ulah pemimpin itu sendiri, sehingga kepercayaan umat berkurang drastis terutama belakangan ini. Buku ini hadir sebagai referensi atas konflik-konflik yang terjadi dalam struktur masyarakat Batak Toba. Buku ini menjadi penting bagi studi konflik sosial religius untuk siapa saja.

Produk terkait
Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba
Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba
Rp. 110.000
Etnisitas Dan Agama Sebagai Isu Politik
Etnisitas Dan Agama Sebagai Isu Politik
Rp. 60.000
ASEAN Di Persimpangan Sejarah
ASEAN Di Persimpangan Sejarah
Rp. 55.000
Dinamika Konsolidasi Demokrasi; Dari Ide Pembaharuan Sistem Politik hingga ke Praktik Pemerintahan Demokratis
Dinamika Konsolidasi Demokrasi; Dari Ide Pembaharuan Sistem Politik hingga ke Praktik Pemerintahan Demokratis
Rp. 90.000
Hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah
Hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah
Rp. 55.000
Konstelasi Politik Indonesia: Pancasila dalam Analisis Fenomenologi Hermeneutika
Konstelasi Politik Indonesia: Pancasila dalam Analisis Fenomenologi Hermeneutika
Rp. 95.000
Aku "Tiada" Aku Niscaya: Menyingkap Lapis Kabut Intelijen
Aku "Tiada" Aku Niscaya: Menyingkap Lapis Kabut Intelijen
Rp. 250.000
Dari Indonesia Memandang Dunia: Sebuah Perspektif Multidisplin
Dari Indonesia Memandang Dunia: Sebuah Perspektif Multidisplin
Rp. 72.000