ipbprinting - Memajukan UKM Indonesia

Hidayat: Father, Friend, and a Gentleman

Bagikan:
  • Pustaka Obor Indonesia

Penulis

Rating

Harga

Dewi A. Rais Abin

5.0

Rp. 100.000

Upload Desain

Deskripsi

Kolonel Hidayat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Sumatra (PTTS) tetap merangkap sebagai Wakil I Kepala Staf Angkatan perang, merealisasikan komando veering yang efektif terhadap pasukan-pasukan di bawahnya. Maka panglima TTS telah melakukan inspeksi keliling yang beribu-ribu kilometer mengunjungi pos-pos komando di Riau, Padang Lawas, Tapanulis, dan Aceh. (A.E. Kawialrang)

Pak Hidayat menyatakan kepada saya,”Politik Pemerintah harus didukung bukan letterlijk formal saja, tetapi jika konvoi-konvoi diserang karena melanggar persetujuan, itu didukung paling nyata dan kuat.”  War is politics by other means (Perang adalah politik dengan cara lain). Inilah pertama kali saya belajar politik. (Eddie Soekardi)

Hidayat lalu menjabat Sektretaris Jenderal Kementerian Pertahanan. Dia pernah dipanggil oleh Presiden Sukarno dan ditanya, apakah mau menjadi KASAD menggantikan Nasution. Hidayat emnolak. Alasannya “Ini soal Esprit de Corps (Korps-geest)”, ujarnya. Baginya penting mengutamakan semangat korps tentara dan setia kawan ketimbang mempromosikan kepentingan pribadi…. (H. Rosihan Anwar)

Walaupun Dubes Hidayat seorang Letnan Jenderal dan mantan menteri, beliau tidak rewel, tidak ingin dilayani dan tidak terikat dengan etiket dan protokol yang tidak perlu…. (Wisber Loeis)

Pak Hidayat adalah  pejuang bangsa, “een van de beste zonen van Indonesia” yang patut kita hormati dan selalu kita kenang…. (H. Achmad Tirtosudiro)

img-

Hidayat: Father, Friend, and a Gentleman

  • Pustaka Obor Indonesia
  • Rp. 100.000
Bagikan:

Deskripsi

Kolonel Hidayat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Sumatra (PTTS) tetap merangkap sebagai Wakil I Kepala Staf Angkatan perang, merealisasikan komando veering yang efektif terhadap pasukan-pasukan di bawahnya. Maka panglima TTS telah melakukan inspeksi keliling yang beribu-ribu kilometer mengunjungi pos-pos komando di Riau, Padang Lawas, Tapanulis, dan Aceh. (A.E. Kawialrang)

Pak Hidayat menyatakan kepada saya,”Politik Pemerintah harus didukung bukan letterlijk formal saja, tetapi jika konvoi-konvoi diserang karena melanggar persetujuan, itu didukung paling nyata dan kuat.”  War is politics by other means (Perang adalah politik dengan cara lain). Inilah pertama kali saya belajar politik. (Eddie Soekardi)

Hidayat lalu menjabat Sektretaris Jenderal Kementerian Pertahanan. Dia pernah dipanggil oleh Presiden Sukarno dan ditanya, apakah mau menjadi KASAD menggantikan Nasution. Hidayat emnolak. Alasannya “Ini soal Esprit de Corps (Korps-geest)”, ujarnya. Baginya penting mengutamakan semangat korps tentara dan setia kawan ketimbang mempromosikan kepentingan pribadi…. (H. Rosihan Anwar)

Walaupun Dubes Hidayat seorang Letnan Jenderal dan mantan menteri, beliau tidak rewel, tidak ingin dilayani dan tidak terikat dengan etiket dan protokol yang tidak perlu…. (Wisber Loeis)

Pak Hidayat adalah  pejuang bangsa, “een van de beste zonen van Indonesia” yang patut kita hormati dan selalu kita kenang…. (H. Achmad Tirtosudiro)

Produk terkait
Hidayat: Father, Friend, and a Gentleman
Hidayat: Father, Friend, and a Gentleman
Rp. 100.000
Jali Merah: Dari berbagai tuturan biografis Gunawan Wiradi
Jali Merah: Dari berbagai tuturan biografis Gunawan Wiradi
Rp. 160.000
Baranangsiang (Edisi Revisi)
Baranangsiang (Edisi Revisi)
Rp. 120.000
Anak Jakarta Barat di Australia Barat; Tidak Ada yang namanya Kebetulan
Anak Jakarta Barat di Australia Barat; Tidak Ada yang namanya Kebetulan
Rp. 60.000
Falsifikasi Demokrasi: Berpikir Ulang Demokrasi
Falsifikasi Demokrasi: Berpikir Ulang Demokrasi
Rp. 60.000
Life is Beautiful Pendakian Penuh Rasa Syukur
Life is Beautiful Pendakian Penuh Rasa Syukur
Rp. 60.000
Beta Orang Kupang: Mengenal John Haba Lewat Para Sahabat
Beta Orang Kupang: Mengenal John Haba Lewat Para Sahabat
Rp. 95.000
Biographical Notes of Antonie Augustus Bruijn (1842-1890)
Biographical Notes of Antonie Augustus Bruijn (1842-1890)
Rp. 69.000