ipbprinting - Memajukan UKM Indonesia

Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis

Bagikan:
  • Pustaka Obor Indonesia

Penulis

Rating

Harga

Bungaran Antonius Simanjuntak (editor)

5.0

Rp. 55.000

Upload Desain

Deskripsi

Menurut Paul C.Glik, terdapat tiga tingkatan peristiwa di dalam kehidupan keluarga antara laki-laki dan perempuan. Petama, tingkatan peristiwa kawin (nikah), yaitu periode menikah dengan kelahiran anak yang pertama. Periode ini merupakan periode yang sangat penting, pasangan suami istri itu di sini dituntut saling menyesuaikan diri. Diharapkan akan terjadi semakin saling mencintai antara keduanya. Mereka mengerjakan secara bersama-sama hal-hal menyenangkan. Kedua, periode mengasuh dan membesarkan anak. Si Ibu akan terikat kepada tugas mengurus rumah dan suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Cinta suami dan istri berkembang menjadi cinta ayah dan ibu, dan cinta dari orangtua atas perkembangan anak-anak. Namun, cinta suami istri akan semakin mesra. Tingkatan ketiga muncul setelah anak-anak tumbuh besar dan dewasa, kemudian menikah dengan pujaannya dan kemudian membentuk rumah tangga sendiri. Pada periode ini suami istri seperti kembali ke masa cinta kasih mesra pertama. Keduanya semakin memiliki banyak waktu untuk bermesraan satu dengan yang lain. Kasih sayang semakin mantap dan penuh kedewasaan dan keromantisan. Oleh Glik periode ini dinamakan teori family cycle.

Menurut pengamatan para peneliti, umumnya keluarga yang diteliti walau sudah berusia senja, tetap memiliki kemesraan dan keharmonisan. Bahkan, keharmonisan itu semakin indah dirasakan baik secara fisik dan kejiwaan. Mereka tetap melakukan hubungan badan sampai tua dengan kenikmatan dan kemesraan seperti masa muda.

img-

Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis

  • Pustaka Obor Indonesia
  • Rp. 55.000
Bagikan:

Deskripsi

Menurut Paul C.Glik, terdapat tiga tingkatan peristiwa di dalam kehidupan keluarga antara laki-laki dan perempuan. Petama, tingkatan peristiwa kawin (nikah), yaitu periode menikah dengan kelahiran anak yang pertama. Periode ini merupakan periode yang sangat penting, pasangan suami istri itu di sini dituntut saling menyesuaikan diri. Diharapkan akan terjadi semakin saling mencintai antara keduanya. Mereka mengerjakan secara bersama-sama hal-hal menyenangkan. Kedua, periode mengasuh dan membesarkan anak. Si Ibu akan terikat kepada tugas mengurus rumah dan suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Cinta suami dan istri berkembang menjadi cinta ayah dan ibu, dan cinta dari orangtua atas perkembangan anak-anak. Namun, cinta suami istri akan semakin mesra. Tingkatan ketiga muncul setelah anak-anak tumbuh besar dan dewasa, kemudian menikah dengan pujaannya dan kemudian membentuk rumah tangga sendiri. Pada periode ini suami istri seperti kembali ke masa cinta kasih mesra pertama. Keduanya semakin memiliki banyak waktu untuk bermesraan satu dengan yang lain. Kasih sayang semakin mantap dan penuh kedewasaan dan keromantisan. Oleh Glik periode ini dinamakan teori family cycle.

Menurut pengamatan para peneliti, umumnya keluarga yang diteliti walau sudah berusia senja, tetap memiliki kemesraan dan keharmonisan. Bahkan, keharmonisan itu semakin indah dirasakan baik secara fisik dan kejiwaan. Mereka tetap melakukan hubungan badan sampai tua dengan kenikmatan dan kemesraan seperti masa muda.

Produk terkait
Eulogi: Belajar Manusia & Antropologi dari Iwan Tjitradjaja
Eulogi: Belajar Manusia & Antropologi dari Iwan Tjitradjaja
Rp. 70.000
Antropologi Sastra Lisan: Perspektif, Teori, dan Praktik Pengkajian
Antropologi Sastra Lisan: Perspektif, Teori, dan Praktik Pengkajian
Rp. 125.000
Etnis Cina Perantauan di Aceh
Etnis Cina Perantauan di Aceh
Rp. 95.000
Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis
Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis
Rp. 55.000
Krisis Pangan dan "Sesat Pikir"; Mengapa Masih Berlanjut?
Krisis Pangan dan "Sesat Pikir"; Mengapa Masih Berlanjut?
Rp. 90.000
Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan
Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan
Rp. 150.000
Etnis Tionghoa di Indonesia
Etnis Tionghoa di Indonesia
Rp. 70.000
Budaya Minum di Indonesia
Budaya Minum di Indonesia
Rp. 195.000