Kategori
Upload Desain
Deskripsi
Paradigma hutan dan lahan (ekosistem) gambut yang dikategorikan sebagai lahan marjinal yang dilihat hanya dari sisi produktivitas semata jika dibandingkan dengan jenis tanah lain (mineral), harus sudah dirubah. Perubahan paradigm itu didasarkan pada fungsi srategis yang dimiliki oleh ekosistem gambut yang sangat berperan menjamin keberlangsungan mahluk hidup di permukaan Bumi ini. Fungsi strategis itu antara lain: fungsi hidrologis, sebagai penambat (sequester) karbon, dan biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan satwa. Fungsi strategis itu hanya dapat terjadi apabila kita mampu menjaga ekosistem gambut tetap dalam kondisi basah (tidak rusak).
Mengaitkan kondisi dan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia dengan pengetahuan ekologi tradisional pada masyarakat lokal menjadi penting karena ilmu pengetahuan modern semata ternyata tidak mampu untuk menyelesaikan kerusakan gambut yang terjadi selama ini. Melibatkan masyarakat lokal dalam penglolaan ekosistem gambut, seperti untuk memproteksi ekosistem itu dengan pengetahuan ekologi tradisional yang dimilikinya, mungin akan lebih efektif. Buku ini mencoba membuka cakrawala pengetahuan kita yang berhubungan dengan ekosistem gambut itu sendiri dan pengetahuan ekologi tradisional masyarakat lokal, baik dari sisi kebijakan, degradasi, dan restorasi.
“Pengelolaan sumberdaya alam, khususnya lahan gambut, dengan pengetahuan ekologi sebagai wujud dinamika kearifan lokal, sangat penting bagi pelaksanaan pemulihan lingkungan hidup secara nasional maupun global. Buku ini mengartikulasikan dengan baik pengertian dan praktik pengetahuan ekologi itu di tengah-tengah persoalan hukum sosial-ekonomi, kelembagaan, maupun tatakelola. Untuk itu, buku ini penting dibaca oleh para peneliti, praktisi, pengambil kebijakan, maupun pelaku gerakan sosial”.
- Hariadi Kartodihardjo, Guru Besar Kebijakan Kehutanan, IPB University.
“Mendokumentasikan hasil penelitian menjadi sebuah buku, merupakan langkah baik yang dapat ditiru oleh peneliti Indonesia agar buah penelitian dapat dinikmati oleh khalayak ilmiah secara luas. Buku ini merupakan sumbangan pemikiran peneliti LIPI tentang kekayaan pengetahuan ekologi tradisional masyarakat dalam mengelola lahan gambut dari beberapa daerah di Indonesia”.
- Dr. Tuti Herawati. Deputy Director of Community Forestry, Director General Social Forestry and Environment Partnership Ministry of Environment and Forestry Republic Indonesia
Deskripsi
Paradigma hutan dan lahan (ekosistem) gambut yang dikategorikan sebagai lahan marjinal yang dilihat hanya dari sisi produktivitas semata jika dibandingkan dengan jenis tanah lain (mineral), harus sudah dirubah. Perubahan paradigm itu didasarkan pada fungsi srategis yang dimiliki oleh ekosistem gambut yang sangat berperan menjamin keberlangsungan mahluk hidup di permukaan Bumi ini. Fungsi strategis itu antara lain: fungsi hidrologis, sebagai penambat (sequester) karbon, dan biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan satwa. Fungsi strategis itu hanya dapat terjadi apabila kita mampu menjaga ekosistem gambut tetap dalam kondisi basah (tidak rusak).
Mengaitkan kondisi dan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia dengan pengetahuan ekologi tradisional pada masyarakat lokal menjadi penting karena ilmu pengetahuan modern semata ternyata tidak mampu untuk menyelesaikan kerusakan gambut yang terjadi selama ini. Melibatkan masyarakat lokal dalam penglolaan ekosistem gambut, seperti untuk memproteksi ekosistem itu dengan pengetahuan ekologi tradisional yang dimilikinya, mungin akan lebih efektif. Buku ini mencoba membuka cakrawala pengetahuan kita yang berhubungan dengan ekosistem gambut itu sendiri dan pengetahuan ekologi tradisional masyarakat lokal, baik dari sisi kebijakan, degradasi, dan restorasi.
“Pengelolaan sumberdaya alam, khususnya lahan gambut, dengan pengetahuan ekologi sebagai wujud dinamika kearifan lokal, sangat penting bagi pelaksanaan pemulihan lingkungan hidup secara nasional maupun global. Buku ini mengartikulasikan dengan baik pengertian dan praktik pengetahuan ekologi itu di tengah-tengah persoalan hukum sosial-ekonomi, kelembagaan, maupun tatakelola. Untuk itu, buku ini penting dibaca oleh para peneliti, praktisi, pengambil kebijakan, maupun pelaku gerakan sosial”.
- Hariadi Kartodihardjo, Guru Besar Kebijakan Kehutanan, IPB University.
“Mendokumentasikan hasil penelitian menjadi sebuah buku, merupakan langkah baik yang dapat ditiru oleh peneliti Indonesia agar buah penelitian dapat dinikmati oleh khalayak ilmiah secara luas. Buku ini merupakan sumbangan pemikiran peneliti LIPI tentang kekayaan pengetahuan ekologi tradisional masyarakat dalam mengelola lahan gambut dari beberapa daerah di Indonesia”.
- Dr. Tuti Herawati. Deputy Director of Community Forestry, Director General Social Forestry and Environment Partnership Ministry of Environment and Forestry Republic Indonesia